Rabu, 04 Mei 2016

Label

Manusia adalah satu-satunya makhluk yang mampu me"labeli" dirinya sendiri. Kita mampu menyebut diri kita "manusia". Binatang dan tumbuhan tidak punya perangkat untuk melakukan itu. Mereka tidak punya bahasa untuk menyebut benda-benda. Mereka tidak punya kesadaran aku ada dan pada suatu saat nanti tidak ada.

Label itu seiring waktu dan jaman berkembang. Awalnya konsep diri yang kita punya sejauh bahwa : saya manusia dan saya anaknya x dan y. Pada tahap lebih lanjut anda bisa bilang "saya orang indonesia, mereka orang belanda dst

Pada akhirnya, label itu tertumpuk dan berfariasi. Berubah ubah seiring waktu dan umur. Bagusnya kita juga bisa melabeli orang lain. Dan lebih hebatnya lagi, orang lain dapat mengadopsi, mengambil bahkan meyakini label yang kita berikan kepadanya. Artinya, dengan label, anda bisa melabeli monyet sebagai merpati, babi sebagai sapi atau bahkan anjing sebagai tikus. Tanpa kita semua sadar bahwa itu adalah sekadar label.

Ini ulasan yang sederhana. Akan tetapi, darah telah mengucur karena label, antar sahabat ada yang saling membenci karena label, ada orang yang bunuh diri karena label, sebagian lagi malah berdikari, menginspirasi dan sukses karena label juga.

Pada akhirnya, kita memilih dan menikmati label label yang ada di sekitar. Jadi, tak perlu saya ingatkan untuk mencari apa yang ada di balik label. Toh kita semua menikmatinya.

Sekarang, mau anda labeli apa saya ini? Saya taat dan pasrah saja. Lha wong cuma label. Gitu aja kok repot :D

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Powered by Blogger | Printable Coupons