Sabtu, 26 Desember 2009

Paul Coelho : Mengejar "Legenda Pribadi"

Saya sudah membaca sebuah buku karya Paul Coelho, seorang penulis novel dari Brazil. Buku itu berjudul ‘Sang Alkemis’. Bercerita tentang seorang bocah gembala daratan Spanyol mencari ‘legenda pribadi’ ke daratan Mesir. Sempat saya mengira Paul Coelho punya latar belakang Islam, atau paling tidak pernah intens berinteraksi dengan Islam. Namun, ia hanya penulis biasa yangtinggal di Brazil. Di biografi singkatnya -yang saya baca di wikipedia, tidak disebut-sebut Islam atau negeri timur tengah.
Saya sekarang tidak begitu tertarik dengan legenda ‘legenda pribadi’ versi Paul Coelho. Karena sekarang saya sedang mencari ‘legenda pribadi’ku. Kata para trainer motivasi, setiap harus punya visi hidup. Sesuatu yang benar-benar saya inginkan dan amat berarti dalam hidupku.
Sebuah nama mengganggu pikiranku. Seperti Fatima mengganggu pikiran Santiago dan hampir membuat ia mengurungkan niatnya mencari ‘legenda pribadi’. Toh, akhirnya ia meninggalkan oasis itu dan sekaligus meninggalkan Fatima sendiri. Bagiku, karakter Fatima adalah seseorang yang kuat dan memahami posisinya sebagai wanita padang pasir. Itu terlihat ketika ia tidak menghalangi kepergian Santiago ke Pyramid, meski itu membuatnya seperti wanita padang pasir lain. Menunggu suami mereka pulang dari lautan pasir selama bertahun-tahun. Sebagian dari mereka mendapati apa yang mereka nantikan. Sebagian masih menanti. Mungkin sampai mati. Namun, itulah wanita padang pasir dan itulah dirinya, pikir Fatima. Siapakah dia ? Diakah ‘Fatima’ sebagaimana dalam kisah hidup Santiago ? Kalau iya, saya bisa kembali kepadanya kapan saja ? Seperti domba-domba gembalaan Santiago, mereka bisa mencari rumput di lapangan manapun toh pada akhirnya mereka akan kembali pada Santiago dan menuntun mereka ke kandang dan kemudian mencari padang rumput lain esok hari.
Humbeto Coelho adalah seorang sastrawan yang cukup mumpuni. Bisa dilihat dari peredaran bukunya yang lintas benua. Di Indonesia saja salah satu bukunya menjadi best seller. Sayang saya belum membaca buku terbarunya yang beberapa waktu lalu dipajang di Gramedia.
Gaya Menulis

Seperti apa gaya menulisnya, terutama dalam novel “Sang Alkemis”. Seperti sebagaimana penulis besar menuturkan kisahnya, Coelho mampu menghidupkan karakter Santiago sebagai gembala yang telah bertahun-tahun mengitari daratan Spanyol. Ia tahu bagaimana musim berubah, daerah mana yang ada rumput, kebiasaan domba-dombanya hingga keadaan kota-kota yang disinggahinya. Sebagaimana perilsaya kesehariannya, hati Santiago pun adalah seorang pengelana. Sebagai penggembala, ia beruntung bisa membaca. Bila badan Santiago berkelana di daratan Eropa, sementara hatinya berkelana ke benua-benua yang jauh lewat buku yang ia baca. Bisa dikatakan kegiatan Santiago selain menggembalakan kambing dan menjual bulunya adalah membaca buku. Begitu buku yang ia baca selesai dibaca, ia tukarkan dengan buku lainnya. Begitu seterusnya. Hingga dari bacaannya itulah akhirnya ia memulai perjalanan mencari “legenda pribadi” yang menjadi ’tulang’ novel ini.
Latar belakang Paul Coelho sebagai penulis sukses amat mempengaruhi cerita novelnya. Kesuksesan yang diraihnya, membawa kepada pertanyaan, apakah kesuksesan yang ia rasakan benar-benar yang ia dambakan ? Bisa jadi yang ia cari adalah jati diri - sebagai mana dikutip di ensiklopedi bebas wikipedia. Namun, apapun yang ia cari; apa yang sekarang di dapat bukanlah apa yang ia cari.
Mungkin, novel “Zahir” bisa lebih menggambarkan perjalanannya mencari ‘legenda pribadi’ atau ‘jati diri’ atau apapun itu. Dengan sudut pandang orang pertama, dapat kita rasakan sulitnya perjalanan ‘aku’ (dalam karakter novel) menemukan kehidupannya.
Bagi saya, mencari ‘legenda pribadi’ adalah sebuah permasalahan, dan mencari apa yang seharusnya menjadi ‘legenda pribadi’ juga sebuah persoalan lain.

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Powered by Blogger | Printable Coupons