Sabtu, 31 Oktober 2009

Kabinet Baru : Pilih Komandan atau Tentara ?

Saya teringat kisah sebuah pohon yang masing-masing bagiannya berebut pengakuan; jasa siapa yang lebih menentukan. Akar merasa dirinya paling karena pohon tidak akan berdiri kokoh menantang angin tanpa adanya akar. Namun, daun tak mau kalah. Tanpa dirinya - ujar daun, pohon tak bisa tumbuh besar dan menghasilkan buah, karena daunlah yang ‘memasak’ bahan makanan melalui proses fotosintesis. Buah tak tinggal diam. Buah merasa paling penting karena adanya akar, batang, daun atau yang lain, pohon ‘hanya’ sebatang pohon. Buahlah yang membuat pohon bermanfaat dan dilirik manusia. Maka pada buahlah nilai sebuah pohon ditentukan - pikir buah.
Moral dari cerita ini ‘sederhana’, semua bagian sebenarnya penting. Tak ada yang lebih penting satu daripada yang lain.
Kisah di atas mirip dengan kisah serdadu dan komandan. Siapa yang paling berperan dan memenangkan peperangan. Indentik juga dengan kisah ‘presiden’ dan ‘menteri’ yanghangat dibicarakan di negeri ini.
Siapa yang lebih menentukan kesejahtraan negeri ini ? Presiden ataukah menteri ?
Jawabannya juga ‘simpel’, semua penting. Semua berperan dan menentukan keberlangsungan bangsa ini menghadapi tantangan.
Bila semua berperan dan semua baik, lalu terjaminkah kesuksesan dan kesejahtraan ? Bila tidak apalagi yang kurang, wahai rakyat Indonesia ? Inikah hasil dari 40an trilyun biaya Pemilu tempo hari ? Ataukah Pemilu kemarin sekadar agar Indonesia disebut demokratis ? Atau lebih daripada itu mencari kesejahtraan yang selama ini dinanti ?
Kepada siapa lagikah harapan kemenangan itu disandarkan ? Kepada serdadu atau kepada komandan ? Atau malah kepada musuh ?
Anda yang jawab.
Purwokerto, 271009


Jumat, 09 Oktober 2009

MENGINTIP DAPUR KAPITALIS : Resep Menguasai Ekonomi Dunia

Oleh : Adi Rahman Nur Ibnu
Masalah ekonomi yang selama ini populer adalah “kebutuhan tidak terbatas dan barang (alat pemuas kebutuhan) terbatas”. Sehingga maksimasi produksi menjadi isu penting. Kelangkaan (scarcity) juga menjadi isu populer ekonomii modern. Kelangkaan (scarcity) yaitu kondisi ketika barang yang dibutuhkan tidak tersedia.

Padahal bila kita melihat sekitar, Allah SWT telah mendesain alam ini bukan untuk kesejahtraan satu atau segelintir orang saja. Bila kita menanam pohon jambu, buahnya pasti lebih banyak dari yang kita butuhkan. Bila jambu buatan manusia, bisa jadi kita jumlah buah yang tumbuh sesuai dengan kapasitas perut kita atau minimal keluarga kita saja.

Islam memandang kebutuhan manusia telah dijamin oleh Allah SWT. Bumi dan segala isinya telah diamanahkan oleh Allah SWT untuk kehidupan manusia sehingga sumber daya tidak diartikan sebagai alat pemuas kesenangan dunia namun merupakan sarana mewujudkan kesejahteraan dunia dan akhirat. Sehingga isu utama ekonomi Islam adalah pengelolaan dan distribusi sumber daya untuk kesejahtraan dunia akherat.

Ketimpangan Ekonomi
Ada fakta mencengangkan yang mengatakan bahwa, bila seluruh uang yang ada di dunia dikumpulkan dan di bagikan kepada seluruh penduduk dunia maka satu orang akan memiliki uang sebesar $ 3 juta (Rp 24 M1). Sulit dipercaya memang. Tetapi kita tak akan heran dengan fakta ini jika mengetahui penghasilan orang-orang terkaya di dunia saat ini. Ambil contoh Bill Gates yang sudah tidak lagi ‘menjabat’ sebagai orang terkaya di dunia, penghasilannya adalah US$ 250 per detik. Artinya, bila sebagian penduduk bumi miskin dantermarjinalkan itu terjadi bukan karena kurangnya daya dukung ekonomi dunia tetapi karena ada masalah dengan pengaturan ekonomi dunia, pihak-pihak yang mempunyai kekuasaan untuk mengatur peredaran uang.

Saat ini pengaturan peredaran uang dipengaruhi 2 sistem utama :
1.Sistem perbankan dan
2.Sistem pemerintahan.

Sistem perbankan diwakili oleh Centrally Controlled Banks (CCB) atau bank-bank yang terkontrol secara terpusat. Bank-bank di kontrol oleh segelintir keluarga. Sedangkan pemain kedua yang mewakili sistem pemerintahan adalah US Federal Reserve (bank sentral di Amerika). Di Indonesia, bank sentrall populer sebagai bagian dari pemerintah. Sedangkan The Fed (sebutan untuk US Federal Reserve) adalah murni organisasi non-pemerintah.
Banyak orang mengira bahwa uang yang ada di dunia ini dibuat atau dicetak hanya oleh pemerintah. Ini ada benarnya. Pemerintah memang mencetak sebagian kecil uang itu. Namun yang mengejutkan adalah fakta bahwa perbankanlah yang membuat 99 % uang yang saat ini beredar di dunia.

Sistem perbankan yang menguasai 99 % peredaran uang dunia ini ternyata dikuasai segelintir orang. Mereka terdiri dari beberapa keluarga kaya. Keluarga Roschild misalnya, awal tahun 1900an bersama dengan sekutu-sekutunya mampu mendominasi bank sentral Amerika, Inggris dan Prancis.

Bagaimanakah 99 % uang dunia bisa dikuasai segelintir orang ?

Ilustrasinya seperti ini :
Misalnya kita menabung Rp 1 juta di bank. Bank kemudian boleh meminjamkan lebih dari 1 juta dari tabungan kita. Sejak tahun 1984, bank dagang komersial bisa meminjamkan 18 kali dari jumlah tabungan nasabah yang ada di bank. Sedangkan untuk bank tabungan biasa bisa meminjamkan sampai 32 kali. Ini artinya, dari 1 juta uang kita, bank bisa meminjamkan (uang kartal) senilai 32 juta. Bila bunga pinjaman 10 %, bank akan mendapat 3,2 juta. Dan bila bunga tabungan 7 %, maka bank hanya akan kehilangan 70,000 dari 3,2 juta miliknya. Memang tidak semua bank melakukan ini. Biasanya bank-bank besar yang melakukannya.

Lalu siapa yang menetapkan rasio pinjaman ini ? Masyarakat tentu melihat pemerintah telah membuat peraturan yang menguntungkan mereka dan berusaha menjaga hak mereka. Sayangnya, dengan potensi uang yang begitu besar tentu menarik perhatian CCB. Dan mereka punya kepentingan dan kemampuan untuk mempengaruhi para politisi dan pemerintah membuat peraturan sesuai keinginan mereka.

Bagaimana The Fed didiriakn pada tahun 1913 menggambarkan bagaimana lembaga ini dibentuk tergesa-gesa dan penuh tipu muslihat. Rancangan Undang-undang yang mengatur the Fed (US Federal Reserve Act) direncanakan di bahas dalam pertemuan Komite Konverensi Kongres (Congressional Conference Committee). Anehnya, pertemuan dijadwalkan pada waktu yang tak lazim yaitu pukul 01.30 pagi sampai pukul 04.30 pagi, tanggal 22 Desember 1913 hari Minggu. Dalam jangka waktu 3 jam tersebut 20 s/d 40 poin perbedaan di The House2 dan Senat3 dibahas, didiskusikan, diperdebatkan dan akhirnya dilakukan voting untuk masing-masing item. Ini artinya tiap item dibahas antara 5 sampai 9 menit.

Beberapa orang sempat bereaksi. Salah satunya Senator Bristow dari Arkansas yang juga pimpinan Partai Republik, mengatakan bahwa Komite Konverensi telah melakukan pertemuan tanpa sepengetahuan mereka sehingga Republikan tidak sempat hadir kecuali untuk membaca dan menandatangani laporan Komite Konverensi.

Pada pukul 18.02 tanggal 23 Desember 1913, ketika kebanyakan anggota kongres pulang untuk liburan Natal, RUU buru-buru di bawa ke the House and Senate. Dan Presiden Woodrow Wilson akhirnya mengesahkan RUU tersebut.

“UU itu telah memindahkan kontrol peredaran uang di Amerika dari Kongres ke pihak (bank) swasta. Maka tidak mengherankan UU yang memberikan kepada segelintir bankir monopoly atas uang itu dibuat dengan cara yang korup”. (Anthony C. Sutton).

Ini adalah bukti bahwa pemerintah (Amerika) hanyalah boneka CCB.

Jika pemerintah hanya mencetak 1 % uang dari uang yang sebenarnya beredar, darimana pemerintah mendapatkan uang untuk pembangunan dll ? Jawabannya tentu saja dari IMF atau Bank Dunia. Dan lagi-lagi dua lembaga dunia ini juga dibawah pengaruh CCB. Negara-negara yang berhutang pada IMF tidak perlu kaya atau punya kemampuan mengembalikan hutang, karena IMF memang tidak terlalu perduli. IMF sadar bilapun negara tersebut tidak mampu membayar, toh pajak bisa dinaikan untuk menaikan pendapatan negara. Dan bila pajak dan pungutan sudah maksimal, negara-negara pasti punya asset. Asset inilah yang nantinya di incar CCB yang bermain di belakang IMF dan Bank Dunia. Australia bisa menjadi contoh. Australia tercatat menjadi negara dengan tingkat pajak paling tinggi di dunia. Dengan pajak tinggi ini kini Australia menempati ranking 33 paling sejahtra, padahal dahulu pernah ranking pertama. Assetnya pun telah banyak dikuasai asing, tercatat kepemilikan asing di Australia pada tahun 20044 adalah 80 %. Salah satunya adalah Telstra (Telecom Australia) yang sahamnya di kuasai Singtel (Singapore Telecom).

Media juga lepas dari pengaruh CCB. Saat ini, pemegang saham terbesar di CNN, ABC, NBC dan CBS adalah bank. Laporan Kongres Amerika pada tahun 19175 menyebutkan : “ Pada bulan Maret 1915 JP Morgan tertarik dadalm (bisnis) baja, pembuatan kapal dan tepung. Sedangkan anak perusahaannya menempatkan 12 orang masuk ke bisnis media surat kabar di Amerika dan menugasi mereka mengidentifikasi koran apa saja yang paling berpengaruh di Amerika. Sebagian dari mereka dipekerjakan untuk mengontrol kebijakan harian-harian tersebut (sesuai kepentingan mereka -pent). Ternyata dari hasil identifikasi, hanya 15 koran yang perlu di beli. Kesepakatan (pembelian - pent) akhirnya terjadi, dan kebijakan baru untuk koran-koran tersebut efektif kurang dari 30 hari. Seorang editor ‘ditanam’ untuk mengawasi dan mengedit informasi berkaitan dengan pertanyaan kesiapan, militerisme, kebijakan finansial serta permasalah nasional dan internasional lainnya yang vital bagi kepentingan pembeli (JP Morgan - pent).”

John Swinton, mantan Kepala Staff New York Times mengatakan :
‘Tidak ada pers independen di Amerika, kecuali yang ada di kota-kota kecil. Anda tahu dan saya juga tahu hal ini. Tetapi tidak ada seorangpun diantara kita berani mengungkapkan ini dengan jujur. Bilapun anda mengungkapkannya, anda akan tahu sebelumnya bahwa itu tidak akan muncul dalam cetakan apapun. Saya dibayar $ 150 per minggu, sehingga tak pernah memasukan opini jujur saya di koran. Sekali saja saya menulis opini jujur saya, kolom saya - seperti Othello - akan segera hilang dalam waktu kurang dari 24 jam.

Adalah tugas seorang jurnalis New York untuk berbohong, mendistorsi, mencerca, menjilat kaki penguasa dan untuk menjual negara dan kehormatannya untuk sekerat roti sarapan - atau, dengan nilai yang sama, gajinya.

Kami adalah alat dan permainan orang-orang kaya di belakang layar. Kami adalah marrionet6. Orang-orang ini menarik tali dan kami menari. Waktu, intelektualitas, hidup dan kapasitas kami menjadi milik orang-orang ini. Kami adalah pelacur intelektual’

Penutup
Para keluarga kapitalis telah menguasai semuanya. Dari pemerintahan hingga media. Dengan kondisi ini biaya hidup di negara-negara akan semakin meningkat. Pajak membumbung tinggi untuk membayar hutang. Fasilitas umum berbiaya mahal karena dijual ke swasta dan demi maksimasi laba. Sementara yang dimiliki negara juga menaikan harganya karena demi melunasi hutang. Dengan strategi seperti ini tak mengherankan tren uang akan terus berkumpul pada segelintir orang, mungkin sampai kiamat, bila tidak perubahan yang dilakukan.

Tentu saja system moneter internasional yang ada sekarang tidak boleh dipertahankan lagi. Bank Dunia, IMF dan WTO juga tidak boleh dipertahankan lagi. Dunia perlu tatanan ekonomi baru. Islam akan menjawab tantangan ini.

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Powered by Blogger | Printable Coupons