Sabtu, 24 Desember 2016

Kapan Waktu Yang Tepat Untuk Menulis ?

tips menulis, tulisan, panduan menulis, mengarang, tips membuat cerpen, cerpen
Malam hari? Ketika bintang di langit bertaburan? Duduk di atap rumah, secangkir kopi panas di meja sambil duduk lesehan dan laptop di pangkuan? Sepertinya ini bukan pilihan bijak. Kalau kita tinggal di pinggiran kota atau sedang di pedesaan, jam 9 malam sudah turun embun. Tentu tak nyaman bila di tengah-tengah menulis layar laptop berair.
Siang hari? Di tengah-tengah pekerjaan yang menumpuk? Tak mungkin rasanya. Kecuali, kalau hari minggu. Namun, hari minggu kan waktunya keluarga?  Masa 5/6 hari kerja, hari Minggunya kerja lagi. Anak istri pasti demo bila anda bersibuk-sibuk ria di hari minggu.
Atau kita ikuti saja gaya para pemusik? Tak ada ketentuan kapan menulis. Yang kita lakukan hanya bawa sebuah buku saku kemana pun kita pergi. Begitu ada ide langsung ditulis. Hanya butuh lima menit untuk corat-coret ide. Namun, setelah sampai rumah. Buku saku dibuka lagi. Dan ternyata ide dan mood sudah hilang. Pernahkah anda mengalami hal itu.?
Ada lagi cara “militer”. Sesuai dengan namanya, cara ini butuh disiplin tinggi dan fokus seratus persen (kalau perlu lebih) pada tujuan dan target yang kita tentukan. Dengan cara ini kita tentukan jam dan tempat kita harus menulis setiap harinya. Misalnya, setiap jam 5 pagi kita harus menulis. Maka, meskipun Merapi meletus atau Jakarta banjir, setiap jam lima pagi anda harus menyibukkan diri menulis. Godaannya adalah ketika anda sedang lelah, ngantuk atau sedang ada acara ke luar kota dimana anda bangun di tempat berbeda dari biasanya dengan suasana berbeda pula. Mampukah anda?
Proses kreatif memang seperti mancing di selokan. Kadang ada ikannya. Kadang tidak ada. Bahkan kadang yang ada cuma sampah bau. Tak heran banyak orang melakukan hal-hal aneh demi ide kreatif. Ada yang mengguyur kepalanya dengan es, ada yang melamun atau tidur di WC, ada yang mandiin kucingnya baru dapat ide. Dan ratusan cara gila lainnya. Tapi, bagi saya adalah dengan menjaga antusiasme. Antusiasme yang terjaga membuat ide akan dengan nakal keluar dari batok kepala. Oleh karena itu, variasi kegiatan – kalau perlu ekstrim – akan menjaga antusiasme kita dalam melakukan pekerjaan atau proses kreatif yang kita cari-cari.
Dan ada satu jawaban yang amat kreatif. Menulislah hanya ketika anda menginginkan untuk menulis. Sedikit menyederhanakan, tapi ada benarnya juga. Bila anda sampai ngga ingin menulis, berarti menulis bukan pacar sejati anda. Anda tidak mencitainya dan dia pun (menulis) tidak mencintai anda. Sudah sepantasnya anda putuskan dia. Daripada pacaran anda tidak menghasilkan sesuatu yang jelas. Ya, putuslah dengan dia. Ini demi kebaikan anda juga.
 Karya-karya monumental para penulis legendaris bertebaran di toko-toko buku. Sekian ribu orang berusaha mengikuti jejak langkah mereka. Namun, para pengikut terjebak pada proses kreatif. Mereka “mati” mencari cara beternak ide segar, teknik menulis orisinil dan – tentu saja – kapan waktu yang tepat untuk menulis. Saran saya, daripada kita “mati” jadi penulis karena kesulitan mencari ide atau gaya menulis yang orisinil, lebih baik kita tak mencari apa-apa. Menulislah kalau anda ingin saja dan suka melakukannya. Lebih baik tidak jadi apa-apa dalam kebahagian, daripada “mati” untuk menggapai bintang yang terlalu tinggi.
Mungkin kalimat terakhir saya di atas agak sentimentil dan pesimistis. Sekali lagi, saya tak mencari optimis atau menjauhi pesimis. I just write it down. Bagus? Ikuti. Tidak? Biarkan saja. Toh kalimat itu tak merebut apa pun dari saya dan anda bukan?

Sabtu, 26 November 2016

Kontribusi Ulama Islam Dalam Ilmu Ekonomi

Bagi anda yang belajar ekonomi di sekolah menengah atau
mendalaminya lagi di perguruan tinggi tentu kenal dengan Adam Smith, David Ricardo, Thomas Robert Malthus hingga John Nash - ekonomo peraih hadiah nobel yang kisah hidupnya telah difilm-kan. Nama-nama ini adalah nama-nama ilmuwan barat tentunya. Namun, tahukah anda ada juga ilmuwan Islam yang punya pandangan tajam tentang ekonomi. Ilmuwan ini lebih dikenal sebagai ahli fiqih dan ulama dikalangan umat Islam.

Dia adalah Ibnu Taymiyah. Ilmuwan yang hidup pada abad 13 ini telah mengungkapkan pandangannya tentang hubungan antara penawaran (supply) dan permintaan (demand). Hubungan antara supply dan demand sudah umum diketahui, saya tidak akan membahasnya di sini. Baru pada abad ke 18, Afred Marshal menjelaskan hubungan antara penawaran dan permintaan menggunakan diagram sebagaimana yanh kita kenal sekarang.

Kurva penawaran dan permintaan sebagaimana yang kita ketahui, meskipun terpisah sebenarya adalah satu kesatuan. Maksud saya, hubungan antara supply and demand adalah berupa siklus. Contoh : Pada saat suatu barang x yanh berkualitas dan unik diluncurkan di pasar, harganya cenderung tinggi karena permintaan atas barang tersebut pun tinggi. Selanjutnya, industri barang x berkembang. Produsen barang x bertambah. Para produsen pun berusaha memaksimalkan harga dengan meningkatkan volume produksi. Akibatnya adalah over-supply dan harga sedikit demi sedikit turun. Pada jangka panjang pasar jenuh, harga sampai pada titik terendah. Akhirnya, industri berinovasi dan mengembangkan produk baru agar pasar bergairah kembali. Lalu siklus berulang kembali.

Minggu, 13 November 2016

Ujian

Siapa yang tahu ujian yang menimpa Nabi Ayub?

Saya kira banyak umat muslim yang tahu. Cerita 25 nabi nabi diajarkan sejak SD. Buku-buku tentang kisah 25 nabi juga banyak dijual di toko-toko buku. Sampulnya bagus dan di dalamnya dihiasi dengan gambar-gambar yang menarik.

Siapa yang memahami ujian yang menimpa nabi Ayub?

Tahu banyak, tapi memahami belum tentu. Paham lebih dari sekadar tahu. Paham yang saya maksud lahir dari pengalaman. Seperti anda paham kondisi jalanan di Jakarta karena pernah ke sana. Atau seperti anda paham rasa pedas cabe rawit karena kemarin anda baru makan cabe rawit.

Nabi Ayub adalah simbol dari ketabahan dan luka. Setiap nabi punya titik tekan dalam ajarannya. Maka nabi Ayub cocok untuk yang sedang bergulat dengan masalah pribadi dan bergulat memperjuangkan keutuhan keluarga.

Semoga kisah 25 nabi-nabi menjadi acuan hidup kita. Lebih dari itu, kisah mereka merasuk dalam hidup dan menjadikan semua itu penguat langkah-langkah kita dimana pun kita berada. Aminn....

Selasa, 01 November 2016

Arti Apresiasi - Sebuah Kisah Nyata

~kisah ini saya dapat dari grup whatsapp. Saya tidak dapat menemukan sumber aslinya. Kalau anda pemilik asli tulisan ini atau tahu sumber asli kisah ini silahkan share di sini~
Seorang anak muda mendaftar untuk posisi manajer di sebuah perusahaan besar.
Dia lulus interview awal, dan sekarang akan bertemu dengan direktur untuk interview terakhir.
Direktur mengetahui bahwa dari CV-nya, si pemuda memiliki akademik yg baik.

Kemudian dia bertanya" apakah kamu mendapatkan beasiswa dari sekolah ?"
Kemudian si pemuda menjawab tidak.

"Apakah ayahmu yg membayar uang sekolah ?""Ayah saya meninggal ketika saya berumur 1 tahun, ibu saya yang membayarkannya"

"Dimana ibumu bekerja ?""Ibuku bekerja sebagai tukang cuci."

Si direktur meminta si pemuda untuk menunjukkan tangannya.
Si pemuda menunjukkan tangannya yg lembut dan halus.

"Apakah kamu pernah membantu ibumu mencuci baju ?"

"Tidak pernah, ibuku selalu ingin aku untuk belajar dan membaca banyak buku. Selain itu, ibuku dapat mencuci baju lebih cepat dariku."

Si direktur mengatakan "aku memiliki permintaan. Ketika kamu pulang ke rumah hari ini, pergi dan cuci tangan ibumu.

Kemudian temui aku esok hari."Si pemuda merasa kemungkinannya mendapatkan pekerjaan ini sangat tinggi.

Ketika pulang, dia meminta ibunya untuk membiarkan dirinya membersihkan tangan ibunya.
Ibunya merasa heran, senang tetapi dengan perasaan campur aduk, dia menunjukkan tangannya ke anaknya.

Si pemuda membersihkan tangan ibunya perlahan. Airmatanya tumpah.
Ini pertama kalinya dia menyadari tangan ibunya sangat berkerut dan banyak luka.
Beberapa luka cukup menyakitkan ketika ibunya merintih ketika dia menyentuhnya.

Ini pertama kalinya si pemuda menyadari bahwa sepasang tangan inilah yg setiap hari mencuci baju agar dirinya bisa sekolah.

Luka di tangan ibunya merupakan harga yg harus dibayar ibunya untuk pendidikannya, sekolahnya, dan masa depannya.

Setelah membersihkan tangan ibunya, si pemuda diam2 mencuci semua pakaian tersisa untuk ibunya,Malam itu, ibu dan anak itu berbicara panjang lebar.

Pagi berikutnya, si pemuda pergi ke kantor direktur.Si direktur menyadari ada air mata di mata sang pemuda.

Kemudian dia bertanya, " dapatkah kamu ceritakan apa yg kamu lakukan dan kamu pelajari tadi malam di rumahmu ?"

Si pemuda menjawab," saya membersihkan tangan ibu saya dan juga menyelesaikan cuciannya"

"Saya sekarang mengetahui apa itu apresiasi. Tanpa ibu saya, saya tidak akan menjadi diri saya seperti sekarang.

Dengan membantu ibu saya, baru sekarang saya mengetahui betapa sukar dan sulitnya melakukan sesuatu dengan sendirinya.

Dan saya mulai mengapresiasi betapa pentingnya dan berharganya bantuan dari keluarga"

Si direktur menjawab,"inilah yg saya cari di dalam diri seorang manajer.

Saya ingin merekrut seseorang yg dapat mengapresiasi bantuan dari orng lain, seseorang yg mengetahui penderitaan orang lain ketika mengerjakan sesuatu, dan seseorang yg tidak menempatkan uang sebagai tujuan utama dari hidupnya""Kamu diterima"

Seorang anak yang selalu dilindungi dan dibiasakan diberikan apapun yg mereka inginkan akan mengembangkan " mental ke'aku'an" dan selalu menempatkan dirinya sebagai prioritas.
Dia akan tidak peduli dengan jerih payah orangtuanya. Apabila kita tipe orang tua seperti ini, apakah kita menunjukkan rasa cinta kita atau menghancurkan anak2 kita ?

Kamu dapat membiarkan anak2mu tinggal di rumah besar, makan makanan enak, les piano, menonton dari TV layar besar.

Tetapi ketika kamu memotong rumput, biarkan mereka mengalaminya juga. Setelah makan, biarkan mereka mencuci piring mereka dengan saudara2 mereka.

Ini bukan masalah apakah kamu dapat memperkerjakan pembantu, tetapi ini karena kamu ingin mencintai mereka dengan benar.

Kamu ingin mereka mengerti, tidak peduli seberapa kayanya orangtua mereka, suatu hari nanti mereka akan menua, seperti ibu si pemuda.

Yang terpenting, anak2mu mempelajari bagaimana mengapresiasi usaha dan pengalaman mengalami kesulitan dan belajar kemampuan untuk bekerja dengan orang lain agar se gala sesuatu terselesaikan.

Coba untuk melanjutkan cerita ini ke orang2 yg anda kenal. Ini mungkin dapat mengubah kehidupan seseorang.

Minggu, 09 Oktober 2016

Puisi Pernikahan

AMANAH

Kau titipkan dia padaku
Kau izinkan aku memilikinya
pasti Kau akan menolongku...

memulyakannya
menyayanginya
menjaganya

maka izinkanlah aku berdoa
memohon pertolongan dan kemudahanMu
sebagai tanda kelemahanku tanpaMu
sebagai tanda syukurku tak terkira

08-10-16


KATA APA ?

Kata apa yang bisa menggambarkan perasaan?
Ketika pertemuan singkat menentukan hidup dunia-akherat
Ketika perasaan was-was hebat berangsur tenang dan menguat
bahwa kau adalah pilihan tepat

Kata apa yang bisa menggambarkan rasa ?
ketika penantian dan jarak yang jauh
ditaburkan di atas sajadah sembari berdoa dan bersimpuh

Kata apa yang bisa menggambarkan jiwa yang tenang ?
Dua kalimat sahadat diucapkan, dua tangan ditadahkan, berdoa
"Jadikan dia pemilik hatiku, penghias mataku, tuan rumah
pertimbanganku, cahaya hidupku dan pendamping perjalanannku"

Kata apa yang bisa menggambarkan kebanggaan ?
Kebanggaan memilikimu, menyayangimu, menjadi imammu
dan beribadah bersamamu...

Kata apa yang hendak kupakai untuk menyatakan cinta ?
Ketika cinta bukan benda
terlihat mata 
dan disentuh
terasa

Kata apa yang hedak kupakai untuk menyatakan cinta ?
Jika ia hanya terasa di dada
menari-nari di mata
ketika kelopak tertutup

Kata apa yang hendak kupakai untuk menyatakan cinta ?
Ketika jarak melebar dan mengangkasa
namun nafas dan hadirmu ada di sini

Rabu, 05-10-16

 
 

Rabu, 03 Agustus 2016

You're the only exception

Menikmati momen adalah kesejatian hidup kata "sufi barat". Sementara "sufi timur" mengatakan kebersatuan dengan pencipta adalah puncaknya. Menikmati harapan adalah slogan orang-orang Indonesia. Mungkin karena harapan mereka di masa lalu tak terwujud makanya mereka tak lagi menunggu realisasi dari harapan itu. Biarlah harapan saja yang ada dan bisa kami nikmati, begitu kata mereka.

Rabu, 04 Mei 2016

Label

Manusia adalah satu-satunya makhluk yang mampu me"labeli" dirinya sendiri. Kita mampu menyebut diri kita "manusia". Binatang dan tumbuhan tidak punya perangkat untuk melakukan itu. Mereka tidak punya bahasa untuk menyebut benda-benda. Mereka tidak punya kesadaran aku ada dan pada suatu saat nanti tidak ada.

Label itu seiring waktu dan jaman berkembang. Awalnya konsep diri yang kita punya sejauh bahwa : saya manusia dan saya anaknya x dan y. Pada tahap lebih lanjut anda bisa bilang "saya orang indonesia, mereka orang belanda dst

Pada akhirnya, label itu tertumpuk dan berfariasi. Berubah ubah seiring waktu dan umur. Bagusnya kita juga bisa melabeli orang lain. Dan lebih hebatnya lagi, orang lain dapat mengadopsi, mengambil bahkan meyakini label yang kita berikan kepadanya. Artinya, dengan label, anda bisa melabeli monyet sebagai merpati, babi sebagai sapi atau bahkan anjing sebagai tikus. Tanpa kita semua sadar bahwa itu adalah sekadar label.

Ini ulasan yang sederhana. Akan tetapi, darah telah mengucur karena label, antar sahabat ada yang saling membenci karena label, ada orang yang bunuh diri karena label, sebagian lagi malah berdikari, menginspirasi dan sukses karena label juga.

Pada akhirnya, kita memilih dan menikmati label label yang ada di sekitar. Jadi, tak perlu saya ingatkan untuk mencari apa yang ada di balik label. Toh kita semua menikmatinya.

Sekarang, mau anda labeli apa saya ini? Saya taat dan pasrah saja. Lha wong cuma label. Gitu aja kok repot :D

Jumat, 29 April 2016

How do you define yourself?

I think this is an open question? The farther we are from the answer, the better.

We are longing for that finish line. The line where we can take a deep breath and relieved.

I think the quest for that answer is not our purpose as human being. Our purpose is to keep going to the unlimited. Look at our universe, it keeps growing bigger and bigger. If you dont believe that, check some latest astronomical article that say universe is getting bigger and bigger in an unbelievable accelaration.

Atheist says that human being is just the effect of "the big bang". Religious says that human being is a God creation with certain purposes written in holy books.

When you feel thay you are really close to the answer, that is a moment when you're thrown away from the answer.

Maybe it's a paradox. But, I feel that way.

Sabtu, 23 April 2016

Melodi Perjalananku...

aku musafir
pencari "ya"
berbekal “tidak”
di lembah dusta

di sini persinggahanku
kini meja makanku
bertenda cinta
berlantai duka


kerjaku memungut sisa
dari jalan manusia
semua yang dia buang
bagiku tersayang

diam tak bergeming "striku
baik dan buruk sahabatku
teknologiku salah benar
hiburanku kebohongan

mari berjalan
tak usah bergandengan tangan
yang masih sayang dirinya slamat tinggal….

Aku termangu membaca karya penyair tak terkenal itu. Namun, lebih termangu lagi mendengar pidatonya menjelang pemakaman anaknya. Di dekat liang lihat. Jenazah sang anak di atas kedua tangannya. Ia berkata, "Ya Allah, maafkan aku yang tak mampu mendidik anakku dengan baik, hingga Kau harus turun tangan sendiri mengambilnya dan menjadikannya asuhanMu.."

Ku jadi ingat peristiwa setengah tahun lalu. Ketika itu kami - aku dan kakak-kakakku - menjadi orang terakhir yang meninggalkan makam ayahku. Kami hanya bisa berdoa. Saat itu aku belum menyadari kesalahanku. Kini - di hari Jumat yang berkah ini, aku menyadari kesalahan-kesalahanku. Ku panjatkan sejumput doa dan pengakuan.."Ya Allah, ampunilah kesalahanku karena tak mampu menyediakan 'surga' dunia yang layak untuk ayahku, hingga Engkau harus turun sendiri mengambil ayahku dan menempatkan beliau di surgaMu"

Purwokerto, 7 Maret 2014 

Selasa, 12 April 2016

Thank You

Aku belum tidur sampai sekitar jam 12 malam. Entah apa yang merasukiku. Lagu sendu kudengarkan. Kata seorang teman, bila orang suka mendengarkan lagu seperti ini dia sedang feeling blue. 

Entahlah. Aku tak mengerti tentang cinta. Sudah lama aku yakin aku tak akan jatuh cinta. Bukan karena trauma. Karena cinta adalah pilihan. Kau bebas mencintai siapapun yang kau ingin. Masalahnya adalah bagaimana caranya mencintai dengan alasan dan cara apa kau lakukan. Tak penting siapa yang kau cinta, yang jadi pertanyaan adalah mengapa dan bagaimana kau mencintainya.  
Andaikan kau ada di depanku, aku pun bingung akan bilang apa. Karena aku tak pernah berpikir bahwa akan mudah mendapatkanmu. Kurasa posisiku sekarang ibarat serdadu yang baru pulang dari peperangan dan menemukan kampung halamanku telah berubah total. Dan aku pun kesulitan mengenali orang-orang terdekatku. Yang paling sulit adalah mereka pun tak mengenaliku. Padahal aku adalah anak mereka, saudara mereka, kakak mereka, tetangga mereka yang telah lama pergi berperang. Tentu saja kini aku telah berubah. Sekarang aku adalah seorang serdadu yang punya tugas berat, dihantui resiko kematian, tak pernah yakin apakah bulan depan masih tetap hidup-namun aku tetap anak kecil yang dulu mereka kenal. Aku tetap kasih sayang itu. Bukankah peluru yang dahulu aku hindari, musuh yang kubunuh demi mempertahankan nyawaku adalah demi pertemuan ini? Pertemuan dengan orang yang menyayangiku dan selalu ada hatiku. 

Hidup mungkin adalah tentang dengan siapa kita akan menikah ? Hidup mungkin adalah tentang seperti apa kita akan menjalani hari-hari kita esok pagi ? Hidup mungkin tentang kenyamanan bergaul dengan orang-orang yang telah lama kita kenal dan tak akan menuntut kita berubah sedikitpun. Hidup mungkin tentang apa yang kita rasakan semata. Titik. Bila menyenangkan jalani, bila menyusahkan tinggalkan. 

Maafkan, kadang aku merasa hidup bukan sekadar tentang dengan siapa kita akan menikah. Bukan juga tentang bagaimana besok pagi kita menjalani hari, apakah dengan model rambut cepak atau gondrong, bukan juga tentang apakah kita akan terus bercelana jin atau celana kain. Hidup bukan juga sekadar tentang penghormatan orang disekitar kita, pujian dan sanjungan. Hidup bukan pula tentang rasa nyaman di hati kita pribadi. 

Aku selalu teringat orang yang terus berjuang seharian hanya demi uang 4000 perak. Padahal hidupnya tak cukup ditutupi dengan 4000 perak. Namun dia terus bekerja keras. Meski harus narik becak. 24 jam menunggu dan hanya dapat satu penumpang. Mengapa ia melakukannya ? Aku selalu heran dengan orang yang bertahan dalam posisi berlawanan dengan ortu, hanya karena mempertahankan calon suami pilihannya sendiri. Walau harus menanggung siksaan, badan kurus dan hati yang terus terkoyak. Mengapa ia melakukannya ? Apa yang ia cari ? Aku tak mengerti mengapa sahabatku terus memakai kaos kaki, padahal kakinya sakit (luka/infeksi). Hanya untuk mempertahankan agar aurat tak kelihatan. Mengapa kalian semua begitu kukuh mempertahankannya ? Apa yang kalian cari ? Aku hanya bertanya. Aku hanya belajar. Semoga jawabannya tak tuntas agar aku tak berhenti belajar. 

Kau pasti sudah tidur sekarang. 

Aku tak tahu akan menjadi apa akhir kisah kita. Biarkan semua mengalir dan waktu akan menjawab mengapa aku selalu menunggu. Dahulu aku berharap kau ada di depanku dan akan kujelaskan semua mengapa dulu ku meninggalkanmu.

Cinta mungkin tak terlalu kuat menyatukan perbedaan yang ada. Cinta mungkin terlalu menyesakkan untuk menyatukan perbedaan yang selalu muncul. Cinta mungkin hanya sekadar pemanis bibir dimana kenyamanan pribadi dan omongan orang bisa mengalahkannya. Cinta mungkin hanya sekadar hiasan di novel dan film-film dimana dia harus diusir dari kehidupan nyata, karena kehidupan nyata hanya membutuhkan barang-barang dan kenyamanan badani bukan ketulusan hati dan kasih sayang. Cinta mungkin hanya fantasi di saat remaja dan harus dihilangkan ketika dewasa, karena orang dewasa hanya membutuhkan pekerjaan, uang, status, rumah, makan dan minum-tak lebih. Cinta adalah hayalan di kepala, karena ia tak mampu menyatukan apapun. 

Maaf, kadang aku seperti wanita. Terlalu mendramatisir. Kadang terlalu rasional, sehingga ada beberapa hati yang harus menanggung akibatnya. 

 -3 bulan terakhir di tahun 2008-

Jumat, 01 April 2016

Inflasi Hiburan

Ini pandangan manusia lho. Manusia bisa skeptis dan sinis. Namun Tuhan tidak dan saya
kira memang begitu. Tetapi, tulisan ini tidak dalam rangka menghentikan orang-orang yang
beribadah dan memakai jilbab/kerudung. Bagaimanapun kualitas aktivitas mereka saat ini.
Oleh karena itu, saya ingin menyoroti yang masih jarang dibahas. Yaitu hiburan di bulan
Ramadhan. Kondisi yang menarik adalah, justru tayangan hiburan di bulan Ramadhan malah
tambah banyak. Tayangan religius pun nambah, tetapi saya kira persentasenya kalah. Saya
belum punya data statistik pasti namun dari yang kita lihat seperti itulah kelihatannya.
Sebelum, berbuka dan sahur ada tayangan sinetron, lawak, musik, variety show (lawak,
talkshow atau quiz) mengambil durasi hampir 1 jam. Ada yang lebih. Bagi saya itu semua
adalah hiburan. Meski ada yang beralasan itu semua bermuatan religius. Namun, akan makin
jelas kelemahannya bila ditanya berapa persentase muatan religiusnya. Tidak terlalu
banyak nampaknya.

Bagi saya persentase muatan religius, bukanlah berita tentang keramaian di bulan
Ramadhan, kebiasaan selebriti di bulan Ramadhan dan sejenisnya. Bulan Ramadhan adalah
bulan membangun ruhiyah. Ruhiyah adalah kualitas ‘sinyal’ manusia terhadap Allah. Bila
telepon seluler menguat sinyalnya karena dekat dengan BTS, ‘sinyal’ manusia dan Allah
SWT menguat ketika manusia dekat dengan Allah. Caranya dengan terus menerus taat pada
perintahnya. Seolah-olah engkau Melihatnya atau paling tidak engkau merasakan bahwa Dia
mengawasimu.
Selamat Berpuasa.

250809

Selasa, 29 Maret 2016

Bocah Ingusan Dan Cinta Monyet

Flashback saat ini menjadi kegiatan yang menyenangkan. Aku bisa melihat sisi lain dari diriku yang tersembunyi atau terlupakan oleh peranku saat ini. Peran yang dipengaruhi status, posisi pekerjaan dan tuntutan lingkungan.

Aku pernah jadi bocah ingusan yang sok paham cinta monyet. Tulisanku yang menjadi saksi "peranku" sebagai bocah ingusan yang jatuh cinta (monyet) terbilang cukup sukses. Aku bisa tersenyum membacanya.
Semoga orang lain pun bisa tersenyum dan terhibur oleh tulisanku. Ini dia tulisanku.

Berikut tulisan lengkapnya :

Selamat Mengenang 

Apa yang terbaik untuk kita ? Bila ada yang bertanya seperti itu aku akan menjawab, ‘yang terbaik adalah apa yang telah terjadi dan apa yang ada sekarang” 

Ya, kehilangan tempo hari adalah yang terbaik yang menimpaku. Memiliki kenangan adalah yang terbaik bagiku. Coba pikir ? Kalau hubungan masa SMP ku terus dipelihara sampai sekarang, belum tentu kenangan yang terbentuk menyenangkan. Kalaupun kisah cintaku berjalan lancar sampai sekarang, rasa yang sebenarnya ada padaku dan padanya mungkin hanya jadi rahasia. Intinya, kenangan ini adalah anugrah. 

Intinya, ini yang terbaik terjadi pada kita. Intinya, sekerang aku mengetahui siapa dirimu. Harus diakui, rasa ini adalah ‘kehilangan’. Namun, siapatah diriku menentukan ia adalah milikku ? hehehe3x. aku hanya berhak memilikimu sebagai kenangan hikhik…2x Kan kenangan gratis dan ga ada surat izin memiliki kenangan (SIMK). Meski suatu saat aku ingin bertemu, namun sebisa mungkin keinginan ini tak di tumbuh kembangkan (tanaman kali).

Posisi kami masing-masing sudah tepat dan cukup baik. Ibarat tim sepakbola, pelatih sudah menempatkan aku diposisi yang sesuai dengan potensi dan kebutuhan tim. Dan aku tak ingin merusak tim. Minimal aku tahu kau di sana-sampai suatu saat nanti aku melupakanmu. Ibarat superman yang kadang merindukan planet kelahirannya. Aneh memang bila seorang superman ‘homesick’, tetapi itulah manusia seutuhnya (superman kan manusia juga kan??).

Maka ijinkanlah barang sebentar aku menikmati apa yang berhak aku miliki yaitu ‘kenangan’.

Selamat Mengenang . . . .

Purwokerto  030809

Minggu, 27 Maret 2016

Tuhan Aku Berguru KepadaMu

Bahkan jadi murid Tuhan pun aku gagal
Tapi aku yakin ia menerima muridnya yang tinggal kelas
Kelasnya terbentang sejauh mata memandang
Nilainya dibagi selama nafas masih mengedari paru-paru

Memasuki sekolahMu pun aku terbentur gerbang
Hendak bagaimanakah aku akan mendaftar di sekolahMu

Aku tak akan mengaku binatang jalang, seperti Chairil
Atau menyatakan cinta bak kayu kepada api yang menjadikannya abu, seperti Sapardi

Teman-temanku penyair tak terkenal
Kisah hidupku tertulis di koran bungkus nasi
Mukaku jelaga yang menempel di langit kotor penjara

Tuhan aku berguru kepadaMu
Karena aku tahu Kau akan menerimaku kapan pun, dimana pun....

Minggu, 20 Maret 2016

Bekerja, Berusaha, Berbisnis

Apa arti dari ketiga kata itu?
Sama-sama mencari penghidupan. Itu kata saya yang tidak pernah sekolah bisnis. Sama-sama mencari uang. Kata anak-anak sekolah dan mahasiswa yang tengah merancang dimana akan bekerja nanti. Sama-sama kewajiban manusia hidup di dunia. Itu kata para ustad, kiai, pendeta, moralis dll. Sama-sama harus dimiliki oleh sang pacar. Kata mahasiswi yang berharap tahun ini dilamar sang kekasih. Sama-sama syarat gengsi dan harga diri. Kata mahasiswa tingkat akhir yang berencana bertemu calon mertua tahun depan.
Itulah definisi. Kata Tan Malaka dalam Madilog, definisi menentukan apa dan bagaimana sesuatu itu akan dibahas, dipahami dan kemudian -kalau tidak malas- dipraktekan. Begitu juga pekerjaan, usaha dan bisnis tadi. Bagaimana kita memilih, menjalankan, memamerkan atau menyembunyikan ketiga hal tadi adalah tergantung definisi mana yang kita ambil.
Lalu definisi mana yang paling benar? Jangan jangan semuanya benar!
Kalau memang kebenaran bersifat subjektif, maka empati, lapang dada dan kesedian untuk bernegosiasi secara adil adalah landasannya. Kalau memang kebenaran bersifat objektif, maka kebersamaan dan saling memahami dalam pencarian adalah landasannya.

Minggu, 13 Maret 2016

Bingkai Waktu

Dahulu orang yakin manusia bisa menjelajah waktu. Namun, saya salah satu yang berpikir waktu tidak bisa dijelajahi. Karena tidak ada "masa lalu" atau "masa depan". Tidak ada detakan misterius entah dimana pun yang menjadi patokan waktu hari demi hari.

Setiap masa lalu adalah sekarang. Setiap masa depan adalah sekarang. Dimensi waktu bukan lah kejadian bingkai demi bingkai (frame by frame). Dia adalah perubahan yang senantiasa terjadi di selembar bingkai. Masa lalu, saat ini dan masa depan ada di lembaran bingkai itu. Koordinatnya saja yang berbeda.

Saya membayangkan getaran macam apa yang ada di hati Einstein kita ia membayangkan dimensi waktu yang belum ada orang lain yang membuktikan dan membayangkan.

Seharusnya lebih dahsyat dari manusia pertama melihat gerhana matahari. Seharusnya seperti itu. Tapi tidak ada orang yang pernah tahu. Einstein sudah terlanjur meninggal.

Biarkan saya saja yang menunduk dan mengibarkan bendera putih di kaki kemenangan dan kemahakuasaan Tuhan.

13 Maret 2016

Senin, 07 Maret 2016

Melepas Materai Yang Terlanjur Ditempel

Apakah teman-teman pernah atau sering menggunakan Materai dalam segala hal ?. Tentu saja hampir semua orang pernah dan sering menggunakannya, baik untuk pribadi, kedinasan ataupun bisnis.
   
     Dan apakah teman-teman pernah salah atau sering keliru menempel materai tersebut, sehingga teman-teman merasa menyesal, kesal dan merasa rugi ?. Tentunya teman-teman akan merasakan hal yang demikian. Lalu, tindakan  apa yang teman-teman lakukan ?, kemungkinan besar teman-teman akan membuang Materai tesebut, karena materai yang sudah ditempelkan sulit akan dilepas, kalaupun bisa dilepas kemungkinan besar pasti materai itu akan robek dan tidak bisa digunakan lagi.
   
      Nah, teman-teman tidak usah khawatir tentang masalah itu. Sekarang saya akan memberitahu bagaimana melepaskan materai tanpa sobek. Tolong simak secara seksama langkah kerja di bawah ini:

1.     Teman-teman ambil Materai yang salah tempel.
2.    Lalu teman-teman balik kertas yang sudah di tempel materai.
3.    Ambil air dengan menggunakan jari teman-teman, lalu oleskan secara merata dan perlahan.
4.    Biarkan meresap sebentar, kemudian lepaskan materai perlahan-lahan, niscaya materai tersebut akan lepas dengan mudah dan silakan gunakan lagi.

Bagaimana teman mudah bukan ?, Selamat Mencoba
By : Permadi, SP

Selasa, 26 Januari 2016

Melankolia Pejuang

Setiap kita adalah pejuang. Penjuang kebahagian. Siapakah yang tidak ingin kebahagian. Bahkan melankolia remaja dan gejolak cinta pemuda sebenarnya adalah perjuangan bisu mencari kebahahian.

Adalah aneh ketika cinta mampu menyatukan dan menjadi perantara permusuhan atau fenomena saling menjauhi. Jangan-jangan permusuhan yang terjadi karena cinta sejatinya tidak di awali oleh cinta. Tak mungkin cinta mengawali perpisahan. Bisa jadi ego yang mengantarkan kepada perpisahan. Tetapi, semua itu pantas dijalani. Itu semua episode yang suatu saat nanti akan kita kenang dengan indah.

Atau mungkin keindahan persatuan hanya semu. Karena yang sejati adalah kesendirian dan kematian. Persatuan menjadi indah karena kita tahu semua ini akan berakhir.

Hmm sebuah premis yang semua orang tahu, namun mengapa sekarang premis itu terasa begitu menyentuh. Kenapa dulu tidak?

Ya, pada akhirnya kita semua adalah pejuang pencari kebahagian dan keabadian. Akankah itu semua kita temukan di gelora cinta yang biru dan meluap-luap? Ataukah pada kepasrahan proses alami dan intuisi yang kadang membawa kita ke tempat yang salah sebelum sampai ke tempat yang sebenarnya dan sejati ?

Sabtu, 23 Januari 2016

Mencintai Tuhan vs Pacaran

Sudah bukan hal aneh pacaran dianggap bukan budaya yang Islami. Paling tidak oleh sebagian umat Muslim. Yang melarang pun dengan pertimbanga yang bermacam-macam. Ada yg menggunakan pertimbangan normatif, dalil-dalil syara dengan pertimbangan pahala dan dosa. Ada juga yang menggunakan pertimbangan rasional semata, misalnya : mengganggu konsentrasi belajar, belum cukup umur dll.

Alasan klasik lain yang kadang, menurut saya betul tetapi terlalu di dramatisir adalah bahwa "cinta sejati manusia itu Tuhan". Lucunya, argumentasi dipakai ketika seseorang di tembak dan menolaknya karena cinta manusia itu di bawah cintanya kepada Tuhan.

Aduh-aduh... bagaimana mungkin cinta kepada manusia dibandingkan dengan cinta kepada Tuhan. Tidak ada sambungannya secara langsung. Kalau mau dipaksa di sambung-sambungin ya nyambung. Tapi sebenarnya kondisi itu seperti menolak cinta seseorang karena mencintai kakak kandung lebih besar daripada mencintai teman sekelas.

Apaaa inihh... !!!

Apakah rasa cinta itu sebuah benda? Sehingga cinta itu ada jenis-jenisnya? Ada besar-kecilnya? Ada cinta yang disana, ada cinta yang di sini. Apakah berpacaran dan bersuami istri itu otomatis di dalamnya ada cinta?

Tak perlu dijawab. Direnungkan saja.

Saya jadi ingat perkataan seorang guru ngaji, ketika ia membahas tentang mencintai dan bertaqarub (berusaha dekat) kepada Allah. Ia mengatakan untuk memahamkan cinta kepada Allah sulit dilakukan kepada orang yang belum pernah pacaran. Dengan pecaran kita memahami dan bisa membayangkan kata-kata indah antara kekasih dan yang dikasihi. Ketika setiap suara adalah suara kekasih, setiap makanan adalah makanan hasil masakan sang kekasih bahkan setiap gerakan kekasih adalah bagai gerakannya sendiri hingga ia sulit membedakan dirinya dengan sang kekasih.

Ah... tapi sudahlah. Pacaran kadang memang sudah jadi budaya modern penuh ego, hedonis, gaya hidup dan tak lagi murni cinta.

Bagaimana soal berdua-dua-an dan bersepi-sepi?

Dibagian kedua akan saya singgung sisi fiqihnya...
#sokpahamfiqih B-)

Senin, 04 Januari 2016

Pesan Pencopet Kepada Pacarnya

W.S. Rendra (1967) Djakarta Dalam Puisi Indonesia
ws rendra, pesan pencopet pada pacarnya, puisi, sastrawan, rendra


Sitti,
kini aku makin ngerti keadaanmu
tak kan lagi aku membujukmu
untuk nikah padaku
dan lari dari lelaki yang miaramu

          (Lelawa terbang berkejaran
         tandanya hari jadi sore
         Aku bernyanyi di kamar mandi
         Tubuhyu yang elok bersih kucuci
         O, abang kekasihku
         kutunggu kau di tikungan
         berbaju renda
         berkain baru)

Nasibmu sudah lumayan
Dari babu jadi selir kepala jawatan
Apa lagi
Nikah padaku merusak keberuntungan
ini bukan ngesah
Tapi aku memang bukan bapak yang baik
untuk bayi yang lagi kau kandung

         (Lelawa terbang berkejaran
         tandanya hari jadi sore
         mentari ngeloyor muntah di laut
         mabuk nafas orang Jakarta
         O, angin
         O, abang
         Sarapku sudah gemetar
         menanti lidahu
         njilati tubuhku)

Cintamu padaku tak pernah kusangsikan
tapi cinta cuma nomor dua
Nomor satu carilah keslametan
hati kita mesti iklas
berjuang untuk masa depan anakmu
Janganlah tanggung-tanggung menipu lelakimu
Kuraslah hartanya
Supaya hidupmu nanti sentosa
Sebagai kepala jawatan lelakimu normal
suka disogok dan suka korupsi
Bila ia ganti kau tipu
itu sudah jamaknya
maling menipu maling itu biasa
Lagi pula
di masyarakat maling kehormatan cuma gincu
Yang utama kelicinan
Nomor dua kebranian
Nomor tiga keuletan
Nomor empat ketegasan, biarpun dalam berdusta
inilai ilum masyakat maling
Jadi janganlah ragu-ragu
rakyak kecil tak bisa ngalah melulu

         (Lelawa terbang berkejaran
         tandanya hari jadi sore
         Hari ini kamu mesti kulewatkan
         karna lelakiku telah tiba
         Malam ini
         badut yang tolol bakal main akrobat
         di dalam ranjangku)

Usahakanlan selalu menanjak kedudukanmu
usahakan kenal satu mentri
dan usahakan jadi selirnya
Sambil jadi selir menteri
tetaplah jadi selir lelaki yang lama
kalau ia menolak kau rangkap
sebagaimana ia telah merangkapmu dengan istrinya
berarti ia tidak tak tahu diri
Lalu depak saja dia
Jangan kecil hati lantaran kurang penddikan
asal kau bernafsu dan susumu tetap baik bentuknya
ini selalu menarik seorang menteri
Ngomongmu ngawur tak jadi apa
asal bersemangat, tegas, dan penuh keyakinan
Kerna begitulah cermin seorang mentri

         (Lelawa terbang berkejaran
         tandanya hari jadi sore
         Kenanganku melayang ke saat itu
         di tengah asyik nonton pawai
         kau meremas pantatku
         demikianlah kita lalu berkenalan
         ialah setelah kutendang kakimu
         dan sekarang setiap sore
         bagaikan pisang yang ranum
         aku rindu tanganmu
         untuk mengupasnya)

Akhirnya aku berharap untuk anakmu nanti
Siang malam jagalah dia
Kemungkinan besar ia lelaki
Ajarlah berkelahi
dan jangan boleh ragu-ragu memukul dari belakang
Jangan boleh menlai orang dari waktanya
Sebab hanya ada dua nilai: kawan atau lawan
Kawan bisa baik sementara
Sedang lawan selamanya jahat nilainya
Ia harus diganyang sampai sirna
Inilah hakekat ilmu selamat
Ajarlah anakmu mencapai kedudukan tinggi
Jangan boleh ia nanti jadi profesor atau guru
Itu celaka, uangnya tak ada
kalau bisa ia nanti jadi polisi atau tentara
Supaya tak usah beli beras
kerna dapat dari negara
dan dengan pakaian seragam
dinas atau tak dinas
haknya selalu utama
Bila ia nanti fasih merayu seperti kami
dan waktanya licin seperti saya, nah!
Ini kombinasi sempurna
Artinya ia berbakat masuk politik
Siapa tahu ia bakal jadi anggota parlemen
Atau bahkan jadi menteri
paling tidak hidupnya bakal sukses di Jakarta

         (Lelawa terbang berkejaran
         tandanya hari jadi sore
         Opelet-opelet memasang lampu
         Prempuan-prempuan memasang gincu
         Dan, abang, pesankan padaku
         di mana kita bakal ketemu)

(sumber : ceritanet.com)

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Powered by Blogger | Printable Coupons