Bangga juga diri ini kemarin belajar mu’awin tafwidh. Bangga karena apa yang aku bahas dengan teman-teman hampir mirip dengan pembahasan dan masalah yang saat ini sedang ramai di negeri ini, yaitu kasus Yusril Ihza Mehendra yang dijadikan tersangka. Dalam konteks tanggung jawab dan pengangkatan Menteri (dalam kasus ini Yusril) dan Mu’awin sama-sama diangkat oleh pemimpin negara dan pertanggung-jawabannya di kembalikan ke pihak yang mengangkat; dalam hal ini Presiden dalam konteks negara modern dan Khalifah dalam konteks ke-Khilafahan. Dalam kasus Yusril, ia di sangkakan melakukan kesalahan ketika menjadi menteri. Dengan memakai logika bahwa menteri adalah pembantu presiden, bisa juga presiden dikait-kaitkan dengan kebijakan yang diambil oleh menterinya. Logika yang lebih ekstrim dan jitu akan terlihat bila dianalogikan menteri sama dengan mua’win, yaitu bahwa mua’win diangkat Khalifah dengan akad wakalah (perwakilan tanggung-jawab). Dalam konteks ke-Khilafahan, mua’win adalah representasi Khalifah yang mengangkatnya. Jadi, bila mua’win melakukan kesalahan yang dihukum adalah Khalifah. Perjalanan kasus Yusril menarik bak sinetron. Awal-awal penetapan tersangka, Yusril bak kucing yang sedang dipukuli tuannya. Tak berdaya. Namun, nasibnya kemudian berubah secara mengejutkan ketika gugatannya ke MK (Mahkamah Konstitusi) dikabulkan sebagian. Ia mulai di atas angin. Publik pun semakin menyadari kapasitas keilmuan dan pemahaman mantan Presiden Partai Bulan Bintang ini. Hingga, beberapa jam lalu Yusril menyatakan bahwa kasusnya bisa menyeret RI-1.
Drama Politik Adanya celah kemungkinan pelibatan RI-1 dalam kasus hukum, menjadi perhatian banyak pihak. Musuh-musuh politik RI-1 akan memperhatikan kasus ini secara serius. Menarik diperhatikan apa yang akan mereka lakukan. Sasaran utamanya tentu terjaminnya kepentingan politik pihak mereka. Bila tujuan akhir mereka nantinya adalah melengserkan Presiden, maka pertarunganya akan sengit dan berbelit-belit. Dan bisa jadi hasil akhirnya akan sama seperti kasus Bank Century. Namun, entitas politik pendukung RI-1 dan partainya bukan anak kemarin sore. Golkar dan PDI-P adalah partai yang sekian puluh tahun menghuni peta perpolitikan negeri ini. Orang-orangnya pun – meski baru, adalah kader-kader yang dikitari politikus berpengalaman di era orba. Ini artinya, meski panah siap dilepaskan kepada RI-1 dan partainya saya kurang yakin dua partai tadi akan melepaskan panahnya. Mereka akan tetap hati-hati dan mencari pendapatan politik yang lebih besar daripada sekadar melengserkan RI-1. Sementara partai pendukung RI-1 mau tidak mau membangun benteng bagi RI-1 agar aman dari serangan. Partai pendukung RI-1 akan cenderung bisa dibaca manuvernya. Sementara partai-partai lawan politiknya akan lebih sulit dibaca manuvernya. Inilah ujian bagi partai biru dengan kadernya yang muda dan enerjik. Kita lihat drama apa yang akan terjadi. Atau hanya menjadi Century jilid 2.
Drama Politik Adanya celah kemungkinan pelibatan RI-1 dalam kasus hukum, menjadi perhatian banyak pihak. Musuh-musuh politik RI-1 akan memperhatikan kasus ini secara serius. Menarik diperhatikan apa yang akan mereka lakukan. Sasaran utamanya tentu terjaminnya kepentingan politik pihak mereka. Bila tujuan akhir mereka nantinya adalah melengserkan Presiden, maka pertarunganya akan sengit dan berbelit-belit. Dan bisa jadi hasil akhirnya akan sama seperti kasus Bank Century. Namun, entitas politik pendukung RI-1 dan partainya bukan anak kemarin sore. Golkar dan PDI-P adalah partai yang sekian puluh tahun menghuni peta perpolitikan negeri ini. Orang-orangnya pun – meski baru, adalah kader-kader yang dikitari politikus berpengalaman di era orba. Ini artinya, meski panah siap dilepaskan kepada RI-1 dan partainya saya kurang yakin dua partai tadi akan melepaskan panahnya. Mereka akan tetap hati-hati dan mencari pendapatan politik yang lebih besar daripada sekadar melengserkan RI-1. Sementara partai pendukung RI-1 mau tidak mau membangun benteng bagi RI-1 agar aman dari serangan. Partai pendukung RI-1 akan cenderung bisa dibaca manuvernya. Sementara partai-partai lawan politiknya akan lebih sulit dibaca manuvernya. Inilah ujian bagi partai biru dengan kadernya yang muda dan enerjik. Kita lihat drama apa yang akan terjadi. Atau hanya menjadi Century jilid 2.
0 comments:
Posting Komentar