Rabu, 11 Agustus 2010

Malu & Ramadhan

Alhamdulillah Ramadhan 1431 telah hadir. Tradisi-tradisi yang telah ditinggalkan selama 11 bulan kemarin dilakukan kembali. Saat Maghrib menjadi waktu paling shahdu bagi mereka yang berpuasa. Saat-saat menjelang Shubuh juga kembali ramai karena umat Muslim sibuk santap sahur. Sepertinya konsumsi listrik PLN pun meningkat karena masyarakat beraktifitas lebih panjang.
Salah satu tema ceramah yang sering disampaikan para dai di bulan Ramadhan adalah : Menyambut Ramadhan dengan Gembira. Jujur saja saya bukan orang yang otomatis gembira ketika Ramadhan tiba. Saya lebih merasa malu ketika ia datang. Bayangkan : anda lama sekali tidak berkunjung ke atasan anda. Padahal ada perintah atasan anda yang masih menggantung dan anda belum selesaikan. Karena saking lamanya kemudian anda melupakannya. Pertanyaan saya adalah apakah anda berani berkunjung ke rumah atasan anda dan meminta berbagai macam fasilitas yang anda butuhkan ? Itulah saya di bulan Ramadhan. Saya tidak berani menegakkan kepala di bulan Ramadhan. Saya di beri kesempatan menikmati bulan ini saja sudah bersyukur apatah lagi meminta duniawi yang saya telah terperdaya olehnya.
Biarlah yang gembira adalah para yatim piatu, orang-orang yang miskin, orang-orang yang teraniaya dan orang-orang yang kehilangan haknya untuk diperlakukan tidak adil. Merekalah yang pantas gembira dan pada kenyataannya mereka gembira. Kesulitan hidup apapun yang mereka miliki tetap membuahkan senyum di bibir mereka. Mereka menikmati setiap rizki yang diberikan Allah dengan bersahaja dan puas. Tak ada harta yang tidak sah di meja-meja makan mereka atau di lemari reyot mereka. Merekalah yang gembira dan benar-benar gembira.

0 comments:

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Powered by Blogger | Printable Coupons