Asal Usul Istilah "Nation State"
Ilmu politik identik dengan kepengurusan negara atau dikenal dengan istilah "nation" atau "state". Apakah "nation" atau "state" itu sebuah institusi? Penguasa? Otoritas? Sistem nilai? Atau Apa?

Free Ebook - Ebook Gratis
ABC's Political Economy. Comprehensive coverage of all politics sciences,themes and term. Buku panduan politik tingkat lanjut. Lengkap dan mendalam. Jangan baca kalau anda tidak ingin "melek politik"
SANG PUJANGGA
Jatuh cinta membuat orang jadi pujangga. Terbitnya matahari dapat diubahnya bak emas kemilau yang menerangi dunia hingga bayangan pun malu tercipta di balik benda-benda.

PILAR-PILAR SPIRITUALITAS CAK NUN
Siapa yang tak kenal Cak Nun ? Para pemerhati budaya, sastra dan pergerakan pasti mengenalnya. Sepak terjangnya dapat dilacak hingga ke awal 1970an hingga era kontemporer yaitu momen dimana rezim Soeharto roboh. Banyak yang tidak sepemikiran, namun tidak sedikit pula yang mensejajarkannya dengan Gus Dur bahkan Wali Songo. Memang selevel itukah Cak Nun ?

Rabu, 03 Agustus 2016
You're the only exception


Rabu, 04 Mei 2016
Label


Label itu seiring waktu dan jaman berkembang. Awalnya konsep diri yang kita punya sejauh bahwa : saya manusia dan saya anaknya x dan y. Pada tahap lebih lanjut anda bisa bilang "saya orang indonesia, mereka orang belanda dst
Pada akhirnya, label itu tertumpuk dan berfariasi. Berubah ubah seiring waktu dan umur. Bagusnya kita juga bisa melabeli orang lain. Dan lebih hebatnya lagi, orang lain dapat mengadopsi, mengambil bahkan meyakini label yang kita berikan kepadanya. Artinya, dengan label, anda bisa melabeli monyet sebagai merpati, babi sebagai sapi atau bahkan anjing sebagai tikus. Tanpa kita semua sadar bahwa itu adalah sekadar label.
Ini ulasan yang sederhana. Akan tetapi, darah telah mengucur karena label, antar sahabat ada yang saling membenci karena label, ada orang yang bunuh diri karena label, sebagian lagi malah berdikari, menginspirasi dan sukses karena label juga.
Pada akhirnya, kita memilih dan menikmati label label yang ada di sekitar. Jadi, tak perlu saya ingatkan untuk mencari apa yang ada di balik label. Toh kita semua menikmatinya.
Sekarang, mau anda labeli apa saya ini? Saya taat dan pasrah saja. Lha wong cuma label. Gitu aja kok repot :D
Jumat, 29 April 2016
How do you define yourself?


We are longing for that finish line. The line where we can take a deep breath and relieved.
I think the quest for that answer is not our purpose as human being. Our purpose is to keep going to the unlimited. Look at our universe, it keeps growing bigger and bigger. If you dont believe that, check some latest astronomical article that say universe is getting bigger and bigger in an unbelievable accelaration.
Atheist says that human being is just the effect of "the big bang". Religious says that human being is a God creation with certain purposes written in holy books.
When you feel thay you are really close to the answer, that is a moment when you're thrown away from the answer.
Maybe it's a paradox. But, I feel that way.
Sabtu, 23 April 2016
Melodi Perjalananku...


Selasa, 12 April 2016
Thank You


Cinta mungkin tak terlalu kuat menyatukan perbedaan yang ada. Cinta mungkin terlalu menyesakkan untuk menyatukan perbedaan yang selalu muncul. Cinta mungkin hanya sekadar pemanis bibir dimana kenyamanan pribadi dan omongan orang bisa mengalahkannya. Cinta mungkin hanya sekadar hiasan di novel dan film-film dimana dia harus diusir dari kehidupan nyata, karena kehidupan nyata hanya membutuhkan barang-barang dan kenyamanan badani bukan ketulusan hati dan kasih sayang. Cinta mungkin hanya fantasi di saat remaja dan harus dihilangkan ketika dewasa, karena orang dewasa hanya membutuhkan pekerjaan, uang, status, rumah, makan dan minum-tak lebih. Cinta adalah hayalan di kepala, karena ia tak mampu menyatukan apapun.