Dahulu orang yakin manusia bisa menjelajah waktu. Namun, saya salah satu yang berpikir waktu tidak bisa dijelajahi. Karena tidak ada "masa lalu" atau "masa depan". Tidak ada detakan misterius entah dimana pun yang menjadi patokan waktu hari demi hari.
Setiap masa lalu adalah sekarang. Setiap masa depan adalah sekarang. Dimensi waktu bukan lah kejadian bingkai demi bingkai (frame by frame). Dia adalah perubahan yang senantiasa terjadi di selembar bingkai. Masa lalu, saat ini dan masa depan ada di lembaran bingkai itu. Koordinatnya saja yang berbeda.
Saya membayangkan getaran macam apa yang ada di hati Einstein kita ia membayangkan dimensi waktu yang belum ada orang lain yang membuktikan dan membayangkan.
Seharusnya lebih dahsyat dari manusia pertama melihat gerhana matahari. Seharusnya seperti itu. Tapi tidak ada orang yang pernah tahu. Einstein sudah terlanjur meninggal.
Biarkan saya saja yang menunduk dan mengibarkan bendera putih di kaki kemenangan dan kemahakuasaan Tuhan.
13 Maret 2016
Setiap masa lalu adalah sekarang. Setiap masa depan adalah sekarang. Dimensi waktu bukan lah kejadian bingkai demi bingkai (frame by frame). Dia adalah perubahan yang senantiasa terjadi di selembar bingkai. Masa lalu, saat ini dan masa depan ada di lembaran bingkai itu. Koordinatnya saja yang berbeda.
Saya membayangkan getaran macam apa yang ada di hati Einstein kita ia membayangkan dimensi waktu yang belum ada orang lain yang membuktikan dan membayangkan.
Seharusnya lebih dahsyat dari manusia pertama melihat gerhana matahari. Seharusnya seperti itu. Tapi tidak ada orang yang pernah tahu. Einstein sudah terlanjur meninggal.
Biarkan saya saja yang menunduk dan mengibarkan bendera putih di kaki kemenangan dan kemahakuasaan Tuhan.
13 Maret 2016
0 comments:
Posting Komentar