Ini pandangan manusia lho. Manusia bisa skeptis dan sinis. Namun Tuhan tidak dan saya
kira memang begitu. Tetapi, tulisan ini tidak dalam rangka menghentikan orang-orang yang
beribadah dan memakai jilbab/kerudung. Bagaimanapun kualitas aktivitas mereka saat ini.
Oleh karena itu, saya ingin menyoroti yang masih jarang dibahas. Yaitu hiburan di bulan
Ramadhan. Kondisi yang menarik adalah, justru tayangan hiburan di bulan Ramadhan malah
tambah banyak. Tayangan religius pun nambah, tetapi saya kira persentasenya kalah. Saya
belum punya data statistik pasti namun dari yang kita lihat seperti itulah kelihatannya.
Sebelum, berbuka dan sahur ada tayangan sinetron, lawak, musik, variety show (lawak,
talkshow atau quiz) mengambil durasi hampir 1 jam. Ada yang lebih. Bagi saya itu semua
adalah hiburan. Meski ada yang beralasan itu semua bermuatan religius. Namun, akan makin
jelas kelemahannya bila ditanya berapa persentase muatan religiusnya. Tidak terlalu
banyak nampaknya.
Bagi saya persentase muatan religius, bukanlah berita tentang keramaian di bulan
Ramadhan, kebiasaan selebriti di bulan Ramadhan dan sejenisnya. Bulan Ramadhan adalah
bulan membangun ruhiyah. Ruhiyah adalah kualitas ‘sinyal’ manusia terhadap Allah. Bila
telepon seluler menguat sinyalnya karena dekat dengan BTS, ‘sinyal’ manusia dan Allah
SWT menguat ketika manusia dekat dengan Allah. Caranya dengan terus menerus taat pada
perintahnya. Seolah-olah engkau Melihatnya atau paling tidak engkau merasakan bahwa Dia
mengawasimu.
Selamat Berpuasa.
250809
Jumat, 01 April 2016
Inflasi Hiburan
21.38
adi rahman
0 comments:
Posting Komentar