Asal Usul Istilah "Nation State"
Ilmu politik identik dengan kepengurusan negara atau dikenal dengan istilah "nation" atau "state". Apakah "nation" atau "state" itu sebuah institusi? Penguasa? Otoritas? Sistem nilai? Atau Apa?
Free Ebook - Ebook Gratis
ABC's Political Economy. Comprehensive coverage of all politics sciences,themes and term. Buku panduan politik tingkat lanjut. Lengkap dan mendalam. Jangan baca kalau anda tidak ingin "melek politik"
SANG PUJANGGA
Jatuh cinta membuat orang jadi pujangga. Terbitnya matahari dapat diubahnya bak emas kemilau yang menerangi dunia hingga bayangan pun malu tercipta di balik benda-benda.
PILAR-PILAR SPIRITUALITAS CAK NUN
Siapa yang tak kenal Cak Nun ? Para pemerhati budaya, sastra dan pergerakan pasti mengenalnya. Sepak terjangnya dapat dilacak hingga ke awal 1970an hingga era kontemporer yaitu momen dimana rezim Soeharto roboh. Banyak yang tidak sepemikiran, namun tidak sedikit pula yang mensejajarkannya dengan Gus Dur bahkan Wali Songo. Memang selevel itukah Cak Nun ?
Rabu, 30 Desember 2015
Cinta Itu Nomor 2, Selamat No 1
Kamis, 24 Desember 2015
Sang Pujangga
Putus cinta membuat orang jadi pujangga. Terbitnya matahari membuat ia terpekur menikmati sejuta kenangan hanya untuk membuat bangun dari lamunan - dalam, khidmat dan bangkit meniti hari hanya untuk membangun impian yang terbangun baru sejumput.
Kesenangan dan ekstase membuat orang jadi pujangga. Senyum dan semangat tersebar hingga ke pelosok negeri hanya untuk memberi kabar dan memberi sapa.
Musibah membuat orang jadi pujangga. Sejumput sakit jadi keindahan. Sejumput tangis jadi sajak berbaris-baris. Sejumput luka adalah rasa yang bergelora dalam pena dan susunan kata-kata.
Aku mungkin telah terpengaruh kata-kata pujangga durjana yang sombong bak telah dikenal dunia.
Ah biarlah. Hati kadang perlu berkata. Pikiran kadang perlu tercurah hanya untuk kenikmatan sesaat. Dan perayaan. Saat ini. Dan nanti
Minggu, 20 Desember 2015
Kematian Yang Manis
Rabu, 16 Desember 2015
Teknologi vs Politik
Politik di sisi lain masih bergulat dengan masalah 50 bahkan 100 tahun yang lalu. Pemerintah yang abai masih jadi masalah. Korupsi dan kong kalikong masih ada di sekitat kita. Sekian orang masih saja mengambil kesempatan posisi dan jabatan mereka untuk kepentingan sendiri. Dan parahnya kita makin maklum. Lidah kita pun makin kelu meyakinkan diri bahwa kita mampu tetap di jalan yang benar ketika kita dalam posisi yang penuh godaan itu.
Entah mengapa politik tidak bisa berkembang sebagaimana teknologi. Mungkin politik memang bukanlah sejenis teknologi. Politik mungkin sisi lain dari hasrat dan ego manusia. Ia cermin dari hasrat dan ego masyarakat kekinian. Politik hanyalah cermin dari kita sendiri.
Minggu, 04 Oktober 2015
Maldini vs Beckham
Baru-baru ini David Beckham, salah satu ikon sepakbola, fashion dan pop culture dunia, curhat di media sosial. Hatinya hancur ketika salah satu anak laki-lakinya tidak ingin melanjutkan lagi bermain sepakbola di akademi. Alasannya, setiap orang selalu membandingkan dirinya dengan sang ayah. Dan dia tidak nyaman dengan tekanan sosial seperti itu. Ya, setiap orang punya ide, bakat dan preferensinya sendiri, tapi tekanan publik terlalu besar. Dan menurut saya, sang anak, memilih mundur dari dunia sepakbola daripada berkonfrontasi dengan publik bahwa dirinya bermain karena dia menginginkannya. Bukan karena ayahnya adalah pe sepakbola juga.
Anak David Beckham adalah tipikal anak modern yang terekspose ekspektasi publik dengan standard kebaikan dan "kenormalan" tertentu. Lihatlah generasi Paolo Maldini anak Cesare Maldini, dan juga Casper Schemechel. Mereka mampu mengatasi tekanan itu. Karir mereka tak melulu sebanding dengan sang orang tua. Tapi mereka sadar mereka bermain untuk diri mereka sendiri. Untuk menambah contoh, bisa juga kita lihat anak Johan Cruiff dan anak Pele. Mereka tetap bermain sepakbola, entah apa pun pendapat orang,entah sejelek apa pub pencapaian mereka. Selain mereka berempat masih ada beberapa pemain lagi yang berhasil bermain di bawah bayang-bayang sang ayah. Perbedaan mereka dengan anak David Beckham adalah mereka tidak lahir di era digital dimana gaya, pendapat dan kritik menjalar hanya dengan sentuhan jari.
Hipotesis bahwa era informasi digital dan media sosial mempengaruhi kepribadian dan pilihan sikap seseorang amatlah sulir ditolak. Terutama di kalangan anak muda (13 - 30 tahun) kalau tidak boleh menyebut semua umur. Ukuran baik, cantik, kekinian dll menjadi lebih nyata. Ukurannya lebih mudah dicari dan dibuat, karena medianya adalah teks, gambar atau video di media sosial. Karena ukurannya yang relatif mudah dicari dan dibuat maka fondasi mental dan sikap seseorang yang tercipta pun rapuh, serapuh membuat teks, gambar atau audio visual yang kontra.
Pada kasus bayang-bayang orang tua yang menghantui anak David Beckham, kritik, pendapat dan ekspektasi publik atau ekspektasi orang tua adalag keniscayaan. Seniscaya anda adalah anak dari orang tua anda. Seniscaya Joko Wi adalah orang Solo. Tetapi itu hanyalah personalitas seseorang yang tidak bisa dihilangkan. Namun, kepribadian adalah preferensi,keinginan dan cita-cita yang muncul dari perjalanan hidup seseorang. Perjalanan hidup seseorang akan berbeda satu sama lain,meskipun ia darah daging kita atau saudara kita. Kewajiban sang orang tua adalah mendampingi bahwa dirinya akan terus menemani perjalanan hidup sang anak di masa indah dan sulit atau pun di masa ia benar maupun salah.
Semoga era digital ini tetap mendorong setiap anak manusia yakin dan menemukan jalan dan hidupnya sendiri.
Minggu, 4 Oktober 2015
Sabtu, 19 September 2015
1 Tahun VS 10 Tahun
Tapi yang sedang saya pikirkan adalah hubungannya dengan karakter seseorang. Baik dari segi berpikir hingga cara berpakaian.
Dalam satu tahun orang bisa menjadi lebih kekinian hanya dengan membeli produk gadget terbaru. Dengan gadget terbaru lingkungan bergaul, cara bergaul, cara berkomunikasi pun berubah sedikit demi sedikit. Proses sedikit demi sedikit ini berlangsung selama setahun. Di masa lalu evolusi kepribadian seseorang hanya terjadi di padepokan-padepokan. Kalaupun tidak dipadepokan, bisa ditempat lain yang memungkinkan dan dibawah bimbingan guru yang setia mengawasi. Tak heran proses transformasi yang terjadi selesai dalam waktu paling cepat 10 tahun. Hasilnya pun bertahan seumur hidup. Sedangkan sekarang, proses transformasi bisa terjadi hanya dalam hitungan tahun. Bahkan bulan. Namun, itu semua tidak menjanjikan tahun depan sang pelaku tidak akan berganti karakter dan jalan hidup.
~Minggu, 20 September 2015~