Bila bumi sudah dipetakan sekitar ratusan tahun yang lalu, pikiran manusia telah dipetakan lebih dari 2000 tahun yang lalu.
Adalah seorang Plato, sosok yang dikenal sebagai seorang filsuf yang lahir di era Yunani kuno 2000an tahun yang lalu ini telah merumuskan bagaimana pikiran - dalam hal ini argumentasi dan pertanyaan dirumuskan. Kemampuannya merumuskan pikiran dan argumentasi menyebabkan dia dapat mengoreksi, menguliti kelemahan dan "mengalahkan" lawan bicaranya melalui - ini keunikan Plato, dialog.Ironisnya, Plato sendiri meninggal dunia dengan cara "dipaksa" minum racun dengan tuduhan telah menyebarkan kekacauan umum melalui dialog-dialog yang dilakukannya. Pada era itu kegemaran Plato adalah berkeliling kota dan mengajak siapa pun yang ditemuinya berdialog. Plato berdialog di sembarang tempat; di pasar, di jalanan, di kedai, di tepi sungai, di tepi pantai dll. Melalui dialog itu Plato dituduh telah meracuni pemikiran sebagian besar kaum muda yang mengadopsi dan gandrung terhadap cara berpikir dan berlogika Plato.
Seperti apakah dialog atau tanya jawab yang sering kali Plato lakukan?
Kebiasaan Plato adalah menguji argumentasi lawan. Misalnya :
P: "Apa itu kebahagian?"
X: "Kebahagian adalah memiliki harta yang cukup."
P: "Apakah semua orang yang memiliki harta cukup bahagia? Apakah ada orang yang memiliki harta yang cukup tetapi tidak bahagia?"
[P=Plato, X=sosok anonim]
Cara menguji seperti itu dapat diterapkan ke berbagai konteks, misalnya dunia binatang.
Pernyataan: Burung adalah binatang yang bisa terbang.
Pertanyaan: Adakah burung yang tidak bisa terbang? Adakah binatang yang bisa terbang namun TIDAK tergolong ke dalam bangsa burung?
Pertanyaan-pertanyaan seperti ini merangsang pikiran menemukan definisi baru atau definisi yang lebih tepat mengenai berbagi tema kehidupan. Mendorong manusia meluncur ke laut-laut baru, seperti Columbus yang "nekat" berlayar ke India namun tersesat ke benua Amerika. Bayangkan! Buah dari keberanian mengarungi wilayah baru, meski gagal dan tersesat tetap sebuah penemuan.
Columbus mungkin bersedih hati karena gagal menemukan India. Dan untuk menutupi kesalahannya, ia berteriak-teriak memanggil orang "Indian" Amerika sebagai bangsa India yang tinggal di Asia Selatan. Siapa sangka, sekian ratus tahun setelah kesalahnnya, Columbus terkenal di seluruh dunia sebagai penemu benua Amerika.