Resi Bhargawa meletekkan tubuhnya yang kukuh di bawah pohon-pohon hutan yang memberat. Tidur.Di dekatnya, dengan setia, Radheya menyediakan diri jadi bantal bagi gurunya. Ia memangku kepala yang besar dan perkasa dengan rambut panjang yang terjalin keras itu. Ia merasakan kebahagian yang dalam – bahagia seorang yang ingin mengabdi, ingin menghormati – karena tahu; yang ia jaga adalah ketentraman seorang yang selama ini membagikan kepadanya ilmu dan kepiawaian.Dan Resi Bhargawa pun tertidur berjam-jam, dan Radheya duduk menyangganya berjam-jam, tak bergerak, membisu. Hanya hatinya tidak membisu. Hari itu menjelang hari terakhirnya berlatih dengan bagawan yang termasyhur itu.”Terima kasih, guru, kau telah terima penghormatanku – telah kau terima diriku. Aku tak pernah melupakan hari itu, tujuh...