Beberapa hari saja sehabis Mao mangkat. Negeri Cina diguncang gempa. Beberapa saat sehabis Nehru wafat, sungai Gangga konon meluap. Takhayul memang membisikkan, ada hubungan antara hilangnya seorang besar dan resahnya alam. Tuhan lebih tahu kaitan-kaitan kosmis. Tapi di dalam banyak masyarakat manusia, seorang pemimpin besar memang tak jauh dari citranya yang “memangku bumi”, “memaku alam”, “memelihara buana” – citra yang terungkap misalnya dalam pelbagai gelar kerajaan Jawa. Seorang pemimpin yang sebesar itu kuasanya, akhirnya, menjadi andalan tunggal bagi stabilnya kehidupan bersama: kata “memangku” dan “memaku” menunjukkan itu. Ia serba bisa, serba kuasa. Pelbagai keputusan penting maupun kurang penting berasal hanya berasal dari jari telunjuk atau ujung lidahnya. Tapi dengan itu pula...