Jumat, 19 Februari 2010

Problematika Pemimpin

Menjawab pertanyaan yang anda tak tahu jawabannya

Menjadi pemimpin tidak menjamin anda mempunyai jawaban terhadap segala pertanyaan. Pada kenyataannya, pemimpin tidak mungkin lepas dari ’takdir’nya untuk diberi pertanyaan. Termasuk pertanyaan yang benar-benar anda tidak tahu jawabannya. Tetapi jangan panik dulu. Baca solusinya di paragraf berikut.
Pertama, perhatikan pertanyaan yang diberikan kepada anda. Telitilah apakah itu pertanyaan-opini atau pertanyaan-fakta. Jika anda ditanya tentang opini, jawablah ”Menurut saya itu pertanyaan bagus. Saya belum pernah ditanya tentang hal itu sebelumnya. Beri saya waktu untuk menjawabnya. Saya akan menjawabnya nanti.” Dan kemudian kewajiban anda adalah mencari jawabannya. Simple kan ?
Jika pertanyaan yang diajukan adalah pertanyaan-fakta, maka jawablah
”Saya tidak tahu, tapi saya akan memeriksa faktanya dan segera kembali ke anda” Selama anda konsisten dengan kata-kata itu maka harga-diri anda sebagai pemimpin tidak akan hanyut terbawa sungai kehinaan.

Seni Berkata ”Tidak !”
Kata ”Tidak” berarti tidak. Tidak ada kemungkinan lain. Sebagian pemimpin atau orang tua sering mencampur adukkan antara ”tidak” dan ”mungkin”. Kadang mereka menjawab ”mungkin” untuk sesuatu yang seharusnya tidak dilakukan. Dan menjawab ”tidak” untuk sesuatu yang masih ada kemungkinan untuk dilakukan.
Setelah berkata ”tidak” pemimpin harus memperlihatkan alasan mengapa sesuatu tidak boleh dilakukan. Jika tidak, Selamat anda baru saja menjadi pemimpin otokratik.
Fokuslah pada kriteria-kriteria mengapa suatu keputusan menghasilkan jawaban tidak. Seorang guru menerangkan bagaimana proses terjadinya suatu keputusan untuk tidak melakukan sesuatu. Tetapi, seorang pemimpin menjelaskan data-data yang dipertimbangkan dan kriteria-kriteria keputusan untuk tidak melakukan sesuatu. Dengan begitu, pemimpin tidak hanya men-transfer pengertian tetapi juga membuat para pengikut bisa mempraktikan proses pengambilan keputusan yang sama di lain waktu.

Pertanyaan yang Tidak Boleh Dijawab
Rahasia negara, rahasia perusahaan, analisis strategi persaingan adalah 3 contoh informasi yang tidak boleh anda sebarkan. Selain 3 hal itu, anda bisa menambahkan sendiri sampai bosan.
Situasi ini adalah yang paling menyebalkan bagi seorang pemimpin. Karena suatu hal pemimpin harus merahasiakan informasi, bahkan terhadap orang-orang yang secara emosional dan pribadi adalah orang yang telah terbiasa berbagi segala macam info dan berita.
Tak ada solusi sempurna untuk hal ini, kecuali anda harus bertahan pada posisi anda (tidak menjawab pertanyaannya) dan berharaplah hubungan anda tidak terkacaukan oleh situasi ini. Mungkin alternatif jawaban dari Epstein bersaudara berikut bisa membantu anda.
“Sometimes it’s difficult to be a leader. One of the most difficult parts of leadership for me is when my responsibility to the members of my team comes into conflict with my responsibilities as a leader in our organization. This is one of those times. I will not be able to be as open with you now as I have in the past. That being said, I want you to know that I will tell you all that I can as soon as I can. I realize this puts a strain on our relationship as a team. I can only hope that my behavior in the past will allow you to trust my behavior now.”

”Kadang-kadang menjadi pemimpin itu sulit. Saat-saat sulit itu adalah ketika muncul konflik antara tanggung-jawabku kepada anggota tim dengan tanggung-jawabku sebagai pemimpin dalam organisasi. Saat ini saya tidak dapat seterbuka sebagaimana dulu. Namun begitu, saya ingin anda tahu bahwa saya akan segera memberi tahu apa yang saya bisa jawab secepatnya mungkin. Saya tahu ini menimbulkan ketegangan dalam tim. Saya hanya berharap perilaku saya di masa lalu membuat anda jadi percaya terhadap apa yang saya lakukan sekarang.”

(sumber : 78 Important Questions Every Leader Should Ask and Answer by Chris & Clarke Epstein)

0 comments:

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Powered by Blogger | Printable Coupons