Tadi malam jalan-jalan ke halaman sosial media
beberapa kawan. Saya terkaget-kaget melihat “tembok” seorang kawan terpampang
gambar wajahnya secara demonstratif, clear dan fokus. Sebelum itu, “tembok”nya
hanya berisi gambar-gambar karakter kartun idolanya.
Ada apa ini?
Hal biasa? Mungkin saya saja yang berpikir terlalu jauh.
Facebook dan twitter adalah keniscayaan zaman. Roda
zaman yang tak ada rem-nya. Siapa pun mungkin telah teramat sulit untuk
membendungnya. Kecuali anda presiden, maka anda bisa mem-blok media-media
sosial itu dari negeri ini, sebagaimana yang terjadi di Cina.
Dua dekade yang lalu tak terbayangkan ada media
semacam ini. Ngobrol lewat telepon saja – waktu itu – sudah merupakan gaya
hidup yang wah. Keasyikan dan kenikmatan berkumpul dan bersenda-gurau...